Kamis, 12 Desember 2013

Perdarahan Tali Pusat pada Neonatus



ASUHAN KEBIDANAN
PADA Bayi Ny. “W” DENGAN PERDARAHAN TALI PUSAT
DI RUANG “P” RUMAH SAKIT UMUM DAERAH “K”


  
Disusun Oleh :
Egga Ayu C
Emiliana Kluni
Fitriah Desi Wulandari
Irin Kartikasari
Maya Anisa S
Nur Laili Fitria
Putri Ponco B S
Umniati Hadi

AKADEMI KEBIDANAN WIYATA MITRA HUSADA
Jl. Panglima Sudirman No.139 Tlp./ Fax. (0358)552090
Kertosono - Nganjuk
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. “W” dengan Perdarahan Tali Pusat di Ruang “P” Rumah Sakit Umum Daerah”K””.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan Askeb ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.
Semoga Askeb ini dapat memberikan manfaat bagi peyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Nganjuk,      Desember 2013
Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................             i
Kata Pengantar......................................................................................             iii
Daftar Isi ...............................................................................................              iv
BAB I     PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang ............................................................             1
1.2     Tujuan Penulisan .........................................................             2
1.3     Manfaat Penulisan ......................................................             3
BAB II    TINJAUAN TEORI
2.1         Pengertian....................................................................             4
2.2         Penyebab Perdarahan Tali Pusat .................................             4
2.3         Gejala Perdarahan Tali Pusat.......................................             5
2.4         Faktor Resiko ..............................................................             6
2.5         Penatalaksanaan Perdarahan Tali Pusat ......................             6
BAB III  TINJAUAN KASUS
Data Subyektif......................................................................             8
Data Obyektif.......................................................................             11
Analisis .................................................................................             13
Penatalaksanaan ...................................................................             13
BAB IV  PENUTUP
4.1  Kesimpulan ...................................................................             15
4.2  Saran .............................................................................             15
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik.
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir melalui proses kelahiran sampai usia 4 minggu, dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Pada saat adaptasi tersebut terjadi gangguan-gangguan yang berpotensi menyebabkan kematian dan kesakitan sedangkan perawatan bayi baru lahir meliputi tentang cara menjaga kehangatan bayi (mencegah hipotermi), cara menyusui yang benar, pencegahan infeksi dan jadwal pemberian imunisasi. (Pusdiknakes, 2003).
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.
Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian ini terjadi di negara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini dan pengobatan yang tepat. 
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil. Salah satu masalah yang sering terjadi pada bayi dan cukup berbahaya adalah perdarahan tali pusat.
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk adanya penyakit pada bayi.
Waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan selama beberapa dasawarsa dan definisi pengikatan tali pusat dini serta tertunda bervariasi. Namun saat ini, menurut ulasan kolaborasi Cochrane sebagian besar peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila dilakukan dalam 15 detik setelah lahir, sedangkan tertunda jika dilakukan 45 detik sampai 5 menit setelah lahir dimana pada rentang waktu tersebut terjadi perpindahan darah yang bermakna dari plasenta ke bayi (Kusmiyati, 2009).

1.2    Tujuan Penulisan
1.2.1  Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian data Subjektif dan Objektif pada suatu kasus, sehingga dapat menerapkan teori secara alamiah kedalam bentuk Asuhan Kebidanan pada Neonatus, mahasiswa dapat memperoleh gambaran yang nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien dengan Pendarahan tali pusat di ruang “P” RSUDK”.

1.2.2   Tujuan Khusus
1.    Mahasiswa mampu atau mengerti tentang Pendarahan tali pusat dan   penanganannya
2.    Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Subjektif pada bayi baru lahir Ny. “W”.
3.    Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Objektif pada bayi baru lahir Ny.“W”

1.3    Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Penulis
Dapat  meningkatkan pengetahuan, dan  menerapkan pada permasalahan yang didapat dari data Subyektif dan Obyektif pada bayi baru lahir Ny “W” dengan Pendarahan tali pusat.
1.3.2   Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau kepustakaan bagi yang membutuhkan serta sebagai bahan acuan perbandingan dalam penanganan pada pasien Pendarahan tali pusat
1.3.3   Bagi Lahan Praktik
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan dalam memberikan asuhan kepada pasien dengan Pendarahan tali pusat.
1.3.4   Bagi Klien
Dapat menambah pengetahuan tentang  pendarahan tali pusat  dan memahami tentang keadaan yang dialaminya dan klien diharapkan bisa lebih kooperatif dengan tenaga kesehatan.



BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain itu, perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi.

2.2 Penyebab Perdarahan Tali Pusat
Perdarahan tali pusat dapat terjadi karena robekan umbilkus, robekan pembuluh darah, setelah plcenta previa, dan abrupsio placenta.
1.         Robekan umbilikus normal, yang biasanya terjadi karna :
a.         Partus presipitatus
b.         Adanya trauma ataulilitan tali pusat
c.         Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat persalianan.
d.        Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus atau plasenta sewaktu SC.
2.         Robekan umbilikus normal, biasanya terjhadi karna :
a.         Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematoma tersebut pecah, namun perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam  plasenta. Hal ini sangat berbahaya bagi bayi karna dapat menimbulkan kematian pada bayi.
b.         Varises juga dapat menyebabkan perdarahan ketika varises tersebut pecah.
c.         Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus, yaitu terjadi pelebaran pembuluh darah setempat saja karna salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. Pada aneurisma, pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pecah.

3.         Robekan pembuluh darah abnormal
Pada kasus robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomi pembuluh darah seperti berikut ini :
a.       Pembuluh darah abdomen yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan jely wharton.
b.      Insersi velamentosa tali pusat, yaitu pecanya pembuluh darah pada percabangan tali pusat sampai ke membran tempat masuknya plasenta. Umbilikus dengan kelainan insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda.
c.       Plasenta multilobularis, perdarahan terjadi pada pembuluh darah yang menghubungkan masing – masing lobus dengan jaringan plasenta karena bagian tersebut sangat rapuh dan mudah peceah.
4.         Perdarahan akibat plasenta previa dan aprupsio plasenta
Perdarahan akibat placenta previa dan abrupsio plasenta dapat membahayakan bayi. Plasenta previa cendrung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus abrupsio plasenta lebih sering mengakibatkan kematian intrauterin karena dapat terjadi anoreksia. Lakukan pengamatan plasenta dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan pada bayi baru lahir dan lakukan pemeriksaan hemoglobin secara berkala pada bayi barui lahir dengan kelainan placenta atau dengan SC.

2.3 Gejala perdarahan tali pusat
  1. Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel pada tali pusat.
  2. Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet.
  3. Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna kuning, hijau, atau darah.
  4. Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat.



2.4 Faktor Resiko
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya PDVK antara lain ibu yang selama kehamilan mengkonsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K seperti, obat antikoagulan oral (warfarin), obat-obat antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin), obat-obat antituberkulosis (INH, rifampicin), sintesis vitamin K yang kurang oleh bakteri usus (pemakaian antibiotik, khususnya pada bayi kurang bulan), gangguan fungsi hati (kolestasis), kurangnya asupan vitamin K dapat terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif, karena ASI memiliki kandungan vitamin K yang rendah yaitu <20 ug/L bila dibandingkan dengan susu sapi yang memiliki kandungan vitamin K 3 kali lipat lebih banyak (60 ug/L). Selain itu asupan vitamin K yang kurang juga disebabkan sindrom malabsorpsi dan diare kronik.

2.5 Penatalaksanaan Perdarahan Tali Pusat
1.      Penanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan tali pusat yang terjadi.
2.      Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat.
a.        Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat.
b.       Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
c.        Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Gunakan kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli di apotek.
d.       Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. Alkohol yang digunakan tidak menyengat. Bayi akan menangis karena alkohol terasa dingin. Membersihkan tali pusat dengan alkohol dapat membantu mencegah terjadinya infeksi. Hal ini juga akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat.
e.        Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.
f.        Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.
3.      Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut:
a.         Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu.
b.         Klem pada pangkal tali pusat terlepas.
d.        Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat.
e.         Bayi menderita demam.
f.          Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat.
g.         Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat.
h.         Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat.
i.           Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi ukuran luasan uang logam.
j.           Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan.







BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR Ny “W” UMUR 1 HARI
PERDARAHAN TALI PUSAT
DI RUANG “P” RSUD “K”

PENGKAJIAN
Tanggal             : 02 Desember 2013
Jam                    : 12.05 WIB
Tempat              : Di Ruang “P”

A. DATA SUBYEKTIF
 Identitas
Nama bayi                         : Bayi Ny W
Umur bayi                          : 1 hari
Tanggal/Jam/Lahir             : 01 Desember 2013 jam : 09.05 WIB.
Jenis kelamin                     : perempuan
Anak ke                             : 1
No.Reg                              : 059442
Berat badan                       : 2640 gram
Panjang badan                   : 47 cm

Nama Ibu                           : Ny W
Umur                                 : 21 th
Suku/Bangsa                      : Jawa/Indonesia
Agama                               : Islam
Pendidikan                        : SMP
Pekerjaan                           : Swasta
Alamat                               : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”

Nama Ayah                       : Tn J
Umur                                 : 29 th
Suku/Bangsa                      : Jawa/Indonesia
Agama                               : Islam
Pendidikan                        : SMA
Pekerjaan                           : Wiraswasta
Alamat                               : RT/RW 27/29 Ds. “H”, Kec. “G”, Kab. “C”
                                                                     
Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya mengalami perdarahan pada tali pusat sejak tadi pagi Jam 06.30 WI B

Riwayat Penyakit Kehamilan
- Perdarahan                      : Tidak ada
- Pre-eklamsi                      : Tidak ada
- Eklampsia                        : Tidak ada
- Penyakit kelamin             : Tidak ada
- Lain-lain                          : Tidak ada

Kebiasaan Waktu Hamil
a. Pola Nutrisi
Sebelum Hamil          
Makan                         : 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk, sayur kadang buah-buahan)
Minum                        : 5-7 gelas/hari (air putih, teh)
Selama Hamil
Makan                         : 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk, sayur)
Minum                        : 5-8 gelas/hari (air putih, teh)
b. Pola Aktivitas
Sebelum Hamil
 Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri seperti menyapu, mencuci, dan memasak.
Selama Hamil
 Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri tetapi tidak terlalu berat.
c. Pola Istirahat
Sebelum Hamil
Tidur siang                    : jam 12.00-13.00 (+ 1 jam/hari)
Tidur malam                  : jam 21.00-04.00 (+ 7-8 jam/hari )
Selama Hamil
Tidur siang                    : jam 12.00-13.30 (+ 1-2 jam/hari)
Tidur malam                  : jam 21.00-04.30 (+ 7-8 jam/hari )
d. Pola Eliminasi
Sebelum hamil
BAK 5x /hari, warna kuning, bau khas
BAB 1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak.
Selama hamil
BAK 6-7x /hari, warna kuning, bau khas
BAB 1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak, bau khas
c. Riwayat Persalinan Sekarang
1. Jenis persalinan
Spontan belakang kepala.
2.    Ditolong oleh
Bidan
3. Lama persalinan
- Kala I                                          : 12 jam
- Kala II                                         : 2 jam
- Kala III                                       : 10 Menit
4. Pengeluaran pervaginam.
Darah lendir                                : ada lochea rubra
Air ketuban                                 : pecah jam 11.10 WIB, warna jernih, bau khas
Laserasi / robekan perineum        : Tidak ada
Darah                                          : Ada sekitar + 150 CC
5. Komplikasi persalinan.
Ibu                                               : Tidak ada
Bayi                                             : Tidak ada
6. Keadaan Bayi Baru Lahir.
Nilai Apgar Skor                         : 8-9
Menit 1
Appeance (warna kulit)               : 1
Pulse (Frek nadi)                         : 2
Grimace (ransangan)                   : 1
Activity (tonus otot)                   : 2
Respiration (pernafasan)             : 2
Menit 5
Appeance (warna kulit)               : 2
Pulse (Frek nadi)                         : 2
Grimace (ransangan)                   : 1
Activity (tonus otot)                   : 2
Respiration (pernafasan)             : 2
7. Resusitasi
Penghisapan lendir                      : Ya
Oksigen                                       : Tidak
Terapi                                          : Penghangatan dengan lampu.
Keterangan                                  : Untuk menghangatkan tubuh bayi sehingga bayi tidak hipotermi

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan Umum                     : Composmentis
Suhu                                       : 36,8 0C
Pernafasan                              : 46 x/menit
Nadi                                       : 120x/menit
Berat badan sekarang             : 2640 gram
Panjang badan                        : 48 cm
2. Pemeriksaan khusus.
o Inspeksi
Kepala                    : Simetris,Rambut hitam,ada lanugo, kulit rambut bersih
Ubun-ubun             : Datar
Muka                      : Simetris, Tidak ada oadem, kemerahan pada mukanya
Mata                       : Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera putih.
Telinga                   : Simetris, tidak ada serumen
Mulut                     : Simetris, tidak ada bibir sumbing.
Hidung                   : Simetris, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung
Leher                      : Tidak ada tyroid, tidak ada pembengkakan.
Dada                      : Simetris, gerakan rongga dada teratur, tidak ada tarikan intercostae
Abdomen               : Simetris, tidak kembung, Tali pusat terbungkus kasa steril, terlihat perdarahan
Punggung               : Simetris, tidak ada sipina bifida
Ekstremitas            : Jari-jari ekstremitas atas dan bawah lengkap, tidak ada polydaktil, syndaktil, brakidaktyl, bentuk ekstremitas kanan dan kiri simetris.
Genetalia                : Terlihat Labia mayora menutupi labia minora.
Anus                      : Terdapat lubang anus.

o Palpasi
Kepala                    : Tidak ada benjolan, UUB datar, UUK belum menutup
Leher                      : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe
o Reflek
Reflek moro                  : Ada
Reflek Rooting             : Ada
Reflek Graphs/plantar   : Ada
Reflek Sucking             : Ada
Reflek Walking             : Tidak ada
o Antropometri
Lingkar kepala
FO : 34 cm
MO : 35 cm
SOB : 32 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
o Eliminasi
Miksi : Sudah, jam : 11.25 WIB
Meconium : Sudah, Warna : Hijau Kehitaman Tgl : 23 Mei 2011 , Jam :12.10 WIB
o Pemeriksaan Penunjang : -

C. ANALISIS
Bayi Ny. “W” 1 hari post partum dengan perdarahan talipusat fisiologis

D. PENATALAKSANAAN
  1.  Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
  2. Melakukan observasi TTV
  3. Kenakan popok di bawah tali pusat, biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin.
  4.  Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda.
  5. Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Bungkus tali pusat dengan kasa steril. Hal ini  akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat.
  6. Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat.
  7. Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian.
  8. Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat.
9.      Memberikan kehangatan pada bayi dengan cara :
menggedong, memberi selimut, dan memberi penutup/topi pada kepala
Ganti pakian yang basah dengan pakaian kering
Ganti popok setiap BAK/BAB
10.  Menganjurkan pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan pemberian ASI sesering mungkin agar bayi mendapatkan nutrisi yang cukup
Memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau sesering mungkin
  1. Melakukan konseling kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya BBL dengan kriteria kegawatan , seperti : Bayi tidak mau menetek, tampak lesu, pernapasan lambat, suhu naik, terjadi perdarahan/ keluar cairan berbau pada tali pusat.
  2. Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien apabila dilakukan rujukan
  3. Menganjurkan ibu pergi ke tenaga kesehatan jika terjadi tanda-tanda bahaya pada BBL

BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Pada tanggal  2 Desember 2013  jam 12.00 WIB, dilakukan Asuhan Kebidanan pada pasien bayi baru lahir Ny.”W”, mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada suatu kasus, sehingga dapat menerapkan teori secara alamiah kedalam bentuk Asuhan Kebidanan, mahasiswa juga memperoleh gambaran yang nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan  pada pasien dengan Pendarahan tali pusat di ruang “P” RSUDK”.
Didapatkan data subyektif  yaitu Ibu  mengatakan bayinya mengalami perdarahan pada tali pusat sejak tadi pagi Jam 06.30 WI B data obyektif : Keadaan Umum      : Composmentis Suhu  : 36,8 0C, Pernafasan  : 46 x/menit, Nadi  : 120x/menit,
   Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bayi baru lahir NyW” dengan pendarahan pada tali pusat.

4.2  Saran
3.1.1    Bagi Penulis
Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan, menerapkan pada permasalahan yang didapat dari Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir Ny. “W” dengan pendarahan pada tali pusat.
3.2.2    Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau kepustakaan bagi yang membutuhkan serta sebagai bahan acuan perbandingan dalam penanganan pada pasien Pendarahan tali pusat
3.2.3        Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan dalam memberikan asuhan kepada pasien.



3.2.4        Bagi Klien
Diharapkan klien mengetahui tentang pendarahan tali pusat dan memahami tentang keadaan yang dialaminya dan klien bisa lebih kooperatif dengan tenaga kesehatan.



























DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Nani Lia Dewi.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta: Salemba Medika.

Pusdiknakes, 2003. Asuhan Bayi Baru Lahir, Depkes RI. Jakarta: JHIPIEGO.

Waspodo, Djoko.2009.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:
            PT. Bina Sarwono Prawihardjo.

http://penel-bid.blogspot.com/2009/06/perdarahan-tali-pusat.html. (tanggal akses : 01 Desember 2013)

http://ayurai.wordpress.com/2009/05/21/talipusat-umbillicus/ (tanggal akses : 11 01 Desember 2013)

http://rafifsafaalzena.blogspot.com/2010/11/pendarahan-pada-tali-pusat.html (tanggal akses : 01 Desember 2013)